Apa yang lebih pahit dari menunggu yang tidak
pasti? Adalah menunggu yang pasti, tetapi sudah
jelas akan terasa menyakitkan.
Seperti sebuah cinta yang sedang kita jalani.
Antara
aku dan kamu, yang berbeda dari berbagai sisi.
Perbedaan demi perbedaan tidak teratasi, bukan
hanya dari dalam tapi juga dari luar diri, semuanya
bergumul menjadi emosi.
Ada yang aneh dari hubungan ini. Aku dan kamu
tahu ini hanya sementara, ini akan segera berakhir.
Akan tetapi, kita tetap memaksakan keadaan. Kita
jalani ini seada-adanya.
Aku sudah tahu apa akhir dari hubungan ini, begitu
pun kamu.
Waktu itu -waktu yang tidak kita tunggu tapi tetap
akan datang itu- selalu menghantui.
Aku hanya ingin
menghabiskan detik demi detik sebuah penantian
menuju perpisahan, dengan membuatmu tertawa
bahagia.
Namun semakin aku melihat gelak tawa itu,
semakin ditancap hati ini rasanya dengan sebilah
sembilu.
Semakin aku menunggu waktu itu, semakin sakit hati
ini aku siapkan.
Mempersiapkan singgasana bagi
nyeri yang kelak tak kunjung usai. Kepedihan yang
akan berlangsung selamanya. Seumur hidup ini.
Dan ketika aku membekap luka ini sambil menahan
perih, semoga kamu menemukan dia yang mendapat
restu,… yang satu Tuhan.
file : yugusful.blogspot.com
Selasa, 09 Desember 2014
kepada kamu, yang tidak satu Tuhan
publish by : yusniar boru sihite jam 20:30PUTIH
publish by : yusniar boru sihite jam 20:29Seandainya menyayangi menjadi sifat yang positif, apakah harus dengan status ?
Apakah mereka hanya berfikir, bahwa mereka selalu dibentuk oleh keadaan ? atau karena mereka tidak mampu mengelolanya ?
"mereka tau, bahwa udara tidak pernah menampakkan dirinya, tapi mampu memberikan kehidupan, layaknya putih yang berjuang sebagai dasar, demi goresan yang harus terbaca.
Demi goresan yang harus terbaca. Demi mereka mampu memahami isi goresan itu sepenuhnya.
Sayangnya mereka tidak pernah tau bagaimana "putih" berjuang, setelah mereka memahami isi goresan tersebut.
Ini memang pembelaan, seperti pendapat mereka, dan memang benar.
Tapi apakah mereka benar-benar memahaminya ?
"Nugroho, 2014"
Subscribe to:
Postingan (Atom)