Senin, 02 Mei 2016

For the last time, ex !


Jujur aja, gue sering banget ngehabisin waktu sendirian, baik itu di pojokan atau di dalam kamar. bukan.. Gue bukan orang yang selalu suka kesendirian, gue tetep suka kebersamaan. menghabiskan secangkir kopi sendirian, dengan ditemani sebuah laptop dan tentunya WiFi, gue ngerasa gue nemuin dunia gue. Dan, jika gue ngajak seseorang, feel itu semacam hilang.

Dilema.

Gue benci dengan perasaan kampret ini. Antara mau maju terus apa tahu diri. Gue benci pilihan. Gue sempet berfikir untuk masa bodoh, tapi semakin gue berusaha mem-masa-bodoh-kan diri gue, gue semakin memikirkan. Rasanya kalo kepala ini bisa di bongkar pasang, gue langsung bongkar. Raga dan hati gue sedang tak bersatu; di satu sisi raga gue pengin tetep maju, di satu sisi hati gue memikirkan hal terburuk. Sama sinkronnya dengan isi kepala gue yang selalu berpikiran negative tentang apa yang mau gue lakuin.

Gue suka memutar lagu dengan tempo kuat, gue selalu menyibukan diri gue, untuk ngelupain dia, tapi hasilnya nihil. Setelah semua hal itu gue lakuin, dan ketika gue sendiri, gue langsung kepikiran dia.
Mungkin gue hanya kehilangan rasa selalu bersama, rasa saling peduli. semua itu gak mungkin dilupain dari hidup, karena cuma geger otak yang bisa ngelupain kenangan.
Let's move !
Seenggaknya kita mencari kebahagiaan baru. cinta emang gak ada abisnya.


Masih di tempat biasa, Ujung Barak.

Di tempat dimana gue sering menghabiskan waktu bersama kopi, entah sendiri atau sama anak-anak tetangga sebelah. Pahit. Sengaja mempahitkan kopinya, tanpa menambah gula.

“aku adalah kopi dan kau adalah gulanya, kau tau bagaimana rasanya hidupku tanpa kamu?”


Hari ini adalah hari ke sekian harinya gue sama sekali gak ngehubungin dia, dan handphone gue tanpa pesan dari dia, sama sekali. Waktu itu juga gue sengaja gak ngebuka medsos apapun di hape biar gak ada pemberitahuan, dan kalo buka laptop cuma nge-Blog. Lagi males aja, stalking. Lagi males juga, caper.
dan sampai gue menulis semua ini, gue udah gak pernah sapa-sapaan sama dia, entah secara langsung atau lewat handphone. Tapi yang gue tahu, dia tambah bahagia setelah gak sama gue akhir-akhir ini, kurang tau juga sebabnya apa.

“Semua yang memang harusnya milik kita pasti akan kita genggam kembali, dan yang harusnya terlepas, sekuat apapun digenggam pasti akan lepas”.


Gue masih berfikir, kalo dia ngebutuhin gue, dia pasti ngehubungin gue, dan sebaliknya. Dia udah banyak ngerubah hidup gue, ke arah yang baik, walaupun dengan sikap kebawelannya dia.


Tenang.. gue hanya menciptakan kenangan yang dibantu suasana, gue sudah tidak berfikir untuk kembali di kehidupanmu. anggep aja kamu itu adalah "alumni", gak bakal balik lagi, dan udah dapatkan pelajaran.
1 dari 10 orang yang baca ini mungkin adalah 10 dari 100 orang yang mungkin 100 dari 1000 orang yang salah satunya adalah 1 orang tersebut.


Kopi gue mulai dingin nih. Gak sadar juga, ternyata dia udah banyak gue tulis di Blog.

sepenggal tulisan dari salah satu penulis :

“Jika dua orang memang benar-benar saling menyukai satu sama lain. Itu bukan berarti mereka harus bersama saat ini juga. Tunggulah di waktu yang tepat, saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi ‘hadiah’ yg hebat utk orang-orang yg bersabar.
Sementara kalau waktunya belum tiba, sibukkanlah diri utk terus menjadi lebih baik, bukan dengan melanggar banyak larangan. Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa suka itu semakin besar, atau semakin memudar.”

 
Mungkin, ini adalah tulisan terakhir tentang dia.
For the last time...  bye hehe

0 komen:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates